Ketika
doanya di raudhan Asy-Syarifah tak terkabulkan, hati Seyla hancur
berkeping-keping. Zen yang diharapkan menjadi suaminya kelak, lebih memilih
Lila dengan alasan yang sulit dimengerti Seyla. Demi menata kembali hatinya, Seyla
memutuskan hijra ke Kota Groningen.
Di Kota yang jauh lebih modern inilah,
Seyla menemukan bermacam cinta dalam berbagai rupa. Hingga Seyla terseret arus
pesona seorang pangeran bermata teduh bernama Karl menghadang cinta Seyla, paling
tragis ketika Seyla mengetahui bahwa pangeran Karl telah bertunangan dengan Barry
hatinya mulai sakit dan merasa kecewa mengapa ia selalu bertepuk sebelah tangan.
Banyak
hal yang Seyla temui, termasuk ia harus memahami kisah cinta Marko dan Ben yang
tidak lazim, bertemu dua sahabatnya Barbara dan Judith yang masih samar
pengetahuannya mengenai perciptaan.
Tapi Seyla tidak menyerah begitu saja setelah dikhianati dengan orang yang ia sangat sayangi, Meski Seyla gagal dalam menjalani hubungan dengan Zen dan seorang pangeran yang sudah bertunangan dengan Barry tidak membuat Seyla hancur. Justru hal tersebut membuat Seyla bangkit dari keterpurukan dan menjadikan pembelajaran baginya dengan pengalaman-pengalaman pahit dalam perjalanan cintanya.
Hari terus berjalan. Hitam putih,
merah, dan biru mewarnai perjalan waktu demi waktu. Seyla ditinggalkan oleh
sahabatnya bernama Saule yang sangat dia
sayangi, rasa kehilangan Saule lebih dahsyat menderita batin Seyla dari pada
dia kehilangan Zen. Seyla banyak belajar dari Saule berbagai macam pengalaman
maupun tentang Agama Islam.
Nasehat-nasehat Saule membangkitkan Seyla
pada saat waktunya tiba dia akan menemukan pasangan jiwa. Seyla datang ke
pertemuan pengajian rutin de Gromiest di sana dia bertemu dengan Mahendra dan
Arya, Mereka saling berbincang-bincang dan sesekali dia menyebutkan nama Stepan
di depan Seyla.
Seyla merasa asing dengan nama yang
mereka sebut, mata Seyla pun menolek mencari sosok yang mereka bicarakan. Rasa
penasaran Seyla pun terjawab dengan sosok yang bernama Stephan yang memimpin
pertemuan de Gromiest. Pada saat makan siang phattana menanyakan apa ia siap untuk menikah, dengan
tujuan untuk memperkenalkan Stepan -bandara schipol.
Akhirnya Seyla mengatakan bahwa ia bersedia menikah dan menerima pinangan dari Stepan dengan harapan bahtera rumah tangga yang sakinah. Semoga apa yang ia jalani selama ini sesuai dengan harapan dan keinginannya, sebagai langkah awal yang lebih baik dalam menjalani kehidupannya bersama Stepan.
1. Tema
“Serpih-serpih
Cinta Makka-Groningen”
Ketika
doanya di Raudha Asya-Syarifah tak terkabulkan, Hati yang hancur
berkeping-keping lelaki yang diharapkan menjadi suaminya kelak lebih memilih
wanita lain, Demi menata kembali hatinya dia memutuskan Hijrah ke Kota
Groningen. Dia menemukan berbagai macam cinta dengan berbagai rupa, hingga dia
terseret arus pesona seorang pangeran namun kenyataan pahit kembali menghadang
cintanya.
2. Alur Maju Mundur
a)
Maju:
pergi
ke Kota Groningen demi menata hidup dan kisah cintanya akhirnya dia
dipertemukan dengan Stepan yang akan meminangnya seorang pemuda baik akhlaknya,
cukup matang usianya, pemahaman agamanya cukup menjadi pemimpin.
b)
Mundur: Entah berapa kali berganti buku harian demi menulis ulang perjalanan ceritanya bersama Zen. Bayangan Zen hadir tanpa sanggup diusir, padahal perjalanan waktu sudah lebih melewati angka satu tahun.
Mundur: Entah berapa kali berganti buku harian demi menulis ulang perjalanan ceritanya bersama Zen. Bayangan Zen hadir tanpa sanggup diusir, padahal perjalanan waktu sudah lebih melewati angka satu tahun.
3. Latar
a)
Tempat:
1. Masjid
Bukti: Di Masjid inilah, pada pekan orientasi, dia
bertemu seseorang yang mengubah dirinya bahkan hidupnya.
2. Borobudur
Bukti: Tahun lalu aku ke Borobudur nyobain meraih
patung dalam stupa.
3. Bus
Bukti: Bus yang mereka tumpangi membelok ke jalan
raya yang dapat dimuati tiga mobil berjajar sekaligus.
4. Jeddah-Mekka
Bukti: Tak urung setiap pandangan berkilat
menyaksikan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
5. Mal
Jakarta dan Bandung
Bukti: Seyla sudah mengunjungi semua mal yang ada di
Jakarta dan Bandung.
6. Cina
Bukti: saat perang pecah di Cina, kiriman keramik
berhenti padahal permintaan masyarakan semakin meningkat.
7. Hajar
Aswad
Bukti: Thawaf tujuh kali mengelilingi Ka’bah
Al-Musyarrafah dapat disempurnakan, apa lagi ketika berhasil mencium Hajar
Aswad.
8. Padang
Mahsyar
Bukti:
Destanisi kerumah Tuhan atau replica Padang Mahsyar
9. Shafa
dan Marwah
Bukti: Sa’i antara bukit shafa dan Marwah pun tak
kesulitan, bahkan dia sempat melaksanakan sunnah Sa’i dengan naik ke Bukit
Shafa dan memandang Ka’bah.
10. Bandara
Schipol
Bukti:
sepatu bootnya berdetak menyeret koper keluar dari Bandara Schipol.
a)
Waktu:
1. Jumat
Bukti: Jumat senja itu, Seyla membawa Al-Quran
hadiah Saule ke pertemuan pengajian rutin de Gromiest.
2. Minggu
depan
Bukti: Minggu depan putri akan datang untuk mulai
belajar melukis.
3. Sore
Bukti: Besok sore aku kerumahmu tanpa berpikr panjang
ia mengambil keputusan.
4. Siang
Bukti: Kuliah siang itu usai tepat waktu.
5. Pagi
Bukti:
Barbara ingin bertemu sepagi itu d perpustakaan.
4. Penokohan
a)
Tokoh
Ø Seyla
Ø Mas
Dekka
Ø Mama
Seyla
Ø Tante
Linda
Ø Lila
Ø Zen
Ø Marko
Ø Putri
coustance
|
Ø Karl
Ø Arya
Ø Mahendra
Ø Phattana
Ø Martha
Ø Barbara
Ø Seula
Ø Stepan
|
b)
Watak
1. Seyla:
Sabar,
Bukti: pada saat Seyla dihina oleh Zen akibat
penyakitnya dia hanya diam tersenyum.
2. Mas
Dekka: Penyayang
Bukti: Mas Dekka sangat menyayangi adiknya, maka dia
pun sangat berhati-hati menjaganya.
3. Mama
Seyla: Penyayang dan Baik
Bukti: Dia memberikan motivasi untuk Seyla agar punya titik tolak bagi perubahan hidup Seyla.
4. Tante
Linda: Baik dan Perhatian
Bukti:
sangat perhatian terhadap Seyla.
5. Lila:
Perebut
Bukti:
Lila yang merampas Zen dari Seyla.
6. Zen:
Penghianat
Bukti: Zen lebih memilih Lila dengan alas an yang
sulit dimengerti Seyla.
7. Karl:
Baik
Bukti: Dia senantiasa menenangkan hati Seyla yang
jelas-jelas tidak tahu-menahu tentang masalah Seyla.
8. Arya:
Ramah
Bukti: Meski pun baru kenal dengan Seyla mereka
langsung akrab.
9. Mahendra:
Ramah
Bukti: Dia langsung akrab dengan Seyla karena merasa
satu hati penderitaan.
10. Phattana:
Baik
Bukti: Dia yang menawarkan Seyla untuk menikah
dengan stepan.
11. Marko:
Baik
Bukti:
Sekarang aku di sini membantumu sejauh yang aku bias.
12. Barbara:
Baik
Bukti: Aku ingin mengubah semuanya dari awal, aku ingin mempelajari islam.
13. Ben:
Homo
Bukti: sikap Ben yang menyukai sesama yang tak lazim
(menyukai sesama jenis).
14. Saule:
Baik dan Pahlawan
Bukti: Berjuang
bagi para korban negerinya, dan selalu menolong.
15. Putri
coustance: Jahat
Bukti: Dia sangat memBenci Seyla karena Seyla
membayangkan dirinya diposisi putri coustance yang mendampingi pangeran Karl.
16. Stepan
: Pemimpin & Taat Beribadah
Bukti: Stepan yang punya ide naik haji, Dia ingin
merasakan kedekatan dengan baginda Nabi and guess what.
17. Judith:
Jahat
Bukti: keterlaluan Judith tak seharusnya kau
menertawainya.
18. Martha
: Baik
Bukti:
Dia mengajak Seyla untuk ibadah ke Makkah.
5. Sudut Pandang
Menggunakan
sudut pandang ke-Tiga karena menyebut nama langsung pada
pemeran dalan Novel
Lafaz Cinta Makka-Groningen.
6. Amanat
1. Jangan
pernah putus asa dalam sebuah kegagalan percintaan, karena di balik kegagalan
itu sebuah kesuksesan.
2. Jangan
sia-siakan sahabatmu demi suatu hal yang tak seharusnya kau lakukan.
3. Jodoh
itu tak akan ke mana selagi kita mau berusaha pasti ada jalan dan berdoa.
4. Kita
tak bisa menjalani hidup tanpa ada yang orang lain.
5. Railah
cita-citamu tanpa mengenal rasa lelah dalam mengerjakannya